27 Mei 2017

Menjadi Panitia Tahfidz Amin Khotab

Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah nggak terasa sekarang bulan ramadan ke tiga di Banjarmasin. Hampir tiga tahun jauh dari orangtua, kalau awal misah sering banget sedihnya kalau sekarang masih sedih juga sih.

Hari ini tepatnya tanggal satu ramadan bertepatan dengan hari pertama program Tahfiz Amin Khotab. Diawali dengan acara pembukaan di masjid, pelepasan anak-anak, buka puasa, sholat magrib isya dan tarawih berjamaah, perkenalan dan tidur.

Aku nggak ikut dari pagi, jam 19.00 WITA baru ke tempat karantina. Ku dapati banyak anak dan para Ustadzah yang juga baru di kenal. Pengalaman yang sangat bagus menurutku. Bagaimana tidak? Aku yang sulit berinteraksi dengan orang lain dengan keadaan saat ini membuatku mau tidak mau harus menyapa, bertanya dan melebur. Aku tidak mungkin berdiam diri saja kan?

Berinteraksi dengan yang sebaya saja sulit apalagi dengan anak-anak. Hari pertama tanpa persiapan, memandu tanpa arah, hening ahh aku gagap. Aku membutuhkan arahan. Sepertinya besok harus telpon kakak di rumah belajar bagaimana membangun suasa anak-anak.
Sudah hampur pukul satu dini hari dan aku belum tidur, ini menyulitkan karena sulit untuk tidur di tempat asing dengan banyak orang. Dan Alhamdulillah ini program selama dua puluh satu hari, artinya kalau aku tidak memaksakan untuk tidur maka besok dan seterusnya jadwalku bakal berantakan semua.

Oh ya waktu mau tidur banyak anak-anak yang menangis, inilah saat terberat bagi anak yang harus misah dengan orangtua. Nggak ada kegiatan otomatis kepikiran orangtua. Yang kuat dan sabar ya sayang, cuma bentar aja kok insyaAllah nanti ketemu lagi. Saat gini rasanya pengen ku peluk semua anak-anak yang nangis sambil bilang "Di sini ada kakak yang nemenin, jadi udahan nangisnya ya."

2 Mei 2017

Bahaya Maksiat dan Berkah Tobat

Kisah seorang Bani Israil yang bermaksiat kepada Allah selama empat puluh tahun, tanpa pernah bertobat sekali pun. Ketika itu, Bani Israil dilanda bencana kekeringan yang luar biasa. Selama satu tahun tidak turun hujan. Berbagai jenis penyakit mulai menyerang, tanah pertanian mengering, suangai dan lautan menguap. Mereka bertanya, “Musa, berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan.”

Nabi Musa mengumpulkan semua penduduk dan mengajak mereka berdoa bersama, “Wahai Tuhan penguasa hujan, turunkanlah hujan.” Namun, hujan tidak juga turun. Mereka berdoa kembali “Wahai Tuhan penguasa hujan, turunkanlah hujan.” Musa kemudian berkata, “Ya Allah, biasanya Engkau selalu mengabulkan permohonan kami, mengapa kali ini hujan tidak kunjung turun?”

“Musa, hujan tidak akan turun karena di antara kalian ada orang yang bermaksiat kepada-Ku selama empat puluh tahun. Karena keburukan maksiatnya, Aku mengharamkan hujan dari langit untuk kalian semua,” jawab Allah melalui wahyu.

Musa bertanya, “Ya Allah, apa yang harus kulakukan?”

“Keluarkanlah orang itu dari kalian!”

Renungkan bagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat. Musa langsung berdiri di hadapan kaumnya dan berkata, “Saudara-saudaraku Bani Israil, aku bersumpah bahwa di antara kita ada yang bermaksiat kepada Allah selama empat puluh tahun. Akibat perbuatannya itu, Allah tidak menurunkan hujan untuk kita. Hujan tidak akan turun hingga orang itu pergi. Maka, usir orang itu dari sini!”

Orang yang durjana itu pun sadar. Ia menyapu sekelilingnya dan berharap ada orang lain yang melangkah pergi. Namun, tak seorang pun yang beranjak dari tempatnya. Dia kemudian berdoa, “Ya Allah, aku bermaksiat kepada-Mu selama empat puluh tahun. Aku mohon tutupi aibku itu, kalau sekarang aku pergi, aku pasti dilecehkan dan dipermalukan. Aku berjanji tidak akan mengulangi perbuatanku lagi. Terimalah tobarku dan tutupi aibku ini.”

Nabi Musa terkejut karena hujan mendadak turun. “Ya Allah, hujan turun padahal tak seorang pun dari kami yang pergi.”

“Musa, hujan turun karena Aku gembira hamba-Ku yang bermaksiat kepada-Ku selama empat puluh tahun itu telah bertobat.”

“Tuhan, tunjukkan padaku orangnya agar aku bisa menyampaikan berita baik ini.”

“Musa, ia bermaksiat kepada-Ku selama empat puluh tahun dan semuanya Kurahasiakan. Mungkinkah setelah sekrang ia bertobat, Aku akan mempermalukannya?”


Begitulah TuhanYang Maha Dermawan. Dia mengampuni semua dosa dan kesalahan, jadi, sungguh sangat memalukan jika selama bertahun-tahun masih menjauhi-Nya.

Sumber : Buku 

Tentang Saya

Foto saya
Memiliki nama asli Nur Halida, semoga Allah mengampuni dosanya. Dimulai dengan suka membaca didukung dengan kepribadian introvert, lebih mudah mengungkapkan apa yang dipikirkan lewat tulisan. "Suatu saat raga kan menghilang, tulisan yang kan jadi kenangan"

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.